Menu Horizontal

Senin, 12 Maret 2018

Pakaian Adat Jawa Timur

Baju Mantenan


Baju Mantenan Sesuai dengan namanya, baju ini umumnya hanya dikenakan pada saat resepsi pernikahan adat Jawa Timuran oleh para mempelai. Baik untuk mempelai laki-laki maupun untuk mempelai wanita, baju mantenan ini memiliki corak warna yang sama, yaitu warna hitam sebagai dasar dan warna merah sebagai motif hiasannya. Penggunaan pakaian ini juga dilengkapi dengan penutup kepala dan rangkaian bunga melati yang dikalungkan di leher untuk mempelai pria dan digantungkan pada sanggul untuk mempelai wanitanya. Sabuk emas dan gelang tangan juga dipakai sebagai pelengkap bersama dengan terompah, selendang yang diselempangkan bahu, serta aksesoris tambahan lainnya. Secara sederhana, kenampakan baju mantenan dapat dilihat pada gambar paling kanan di bawah ini. 

Sumber: http://adat-tradisional.blogspot.com/2016/07/pakaian-adat-jawa-timur.html
Disalin dari Blog Adat Tradisional.

Pakaian Adat NAD

Baju Adat Aceh Linto Baro


Linto Baro Adalah nama pakaian adat Aceh yang dulunya sering dipakai oleh kaum pria untuk mengikuti upacara adat atau acara pemerintah pada masanya. Pakaian Aceh ini menurut ahli sejarah sudah ada sejak zaman kerajaan Samudra Pasar dan Perlak berdiri.
Baju Aceh linto baro ini memiliki beberapa bagiannya tersendiri, mulai dari baju meukasah, celana siluweu, sarung ijo krong, rencong, dan penutup kepala meukeutop.

Pakaian Adat Jawa Barat

PANGSI & KEBAYA

laki-laki Sunda pada masa silam selalu mengenakan pakaian yang sangat sederhana. Mereka mengenakan celana komprang atau pangsi yang dilengkapi dengan sabuk kulit atau kain. Sebagai atasan, baju kampret atau baju salontren yang dilengkapi sarung poleng yang diselempangkan menyilang di bahu tak pernah lepas dalam menjalani keseharian. Pakaian adat Sunda tersebut juga akan dilengkapi dengan penutup kepala bernama ikat logen model hanjuang nangtung atau barangbang semplak dan alas kaki berupa tarumpah atau terompah dari kayu. 

Untuk para wanita, pakaian adat Jawa Barat yang dikenakan juga terbilang sederhana. Perlengkapan seperti sinjang kebat (kain batik panjang), beubeur (ikat pinggang), kamisol (kutang atau BH), baju kebaya, dan selendang batik merupakan pilihan utama. Sebagai riasan pelengkap, gaya pakaian tersebut juga akan disertai dengan hiasan rambut yang digelung jucung (disanggul kecil ke atas), aksesoris berupa geulang akar bahar (gelang akar bahar), ali meneng (cincin polos), suweng pelenis (giwang bundar), dan alas kaki berupa sendal keteplek (sendal jepit). 

Sumber: http://adat-tradisional.blogspot.com/2016/07/pakaian-adat-jawa-barat-sunda-gambar.html
Disalin dari Blog Adat Tradisional.

Pakaian Adat Sumatera Barat

BAJU BATABUE

Baju Batabue Baju batabue atau baju bertabur adalah baju kurung (naju) yang dihiasi dengan taburan pernik benang emas. Pernik-pernik sulaman benang emas tersebut melambangkan tentang kekayaan alam daerah Sumatera Barat yang sangat berlimpah. Corak dari sulaman inipun sangat beragam. 



Baju batabue dapat kita temukan dalam 4 varian warna, yaitu warna merah, hitam, biru, dan lembayung. Pada bagian tepi lengan dan leher terdapat hiasan yang disebut minsie. Minsie adalah sulaman yang menyimbolkan bahwa seorang wanita Minang harus taat pada batas-batas huku adat.

Sumber: http://adat-tradisional.blogspot.com/2016/07/pakaian-adat-sumatera-barat-padang-minangkabau.html
Disalin dari Blog Adat Tradisional.

Minggu, 11 Maret 2018

Kesenian Daerah Papua

Tari Perang

Tari Perang, Tarian Tradisional Dari Papua Barat
Tari Perang

Tari Perang merupakan tarian tradisional yang berasal dari Papua Barat. Tarian ini melambangkan sebuah kepahlawanan dan kegagahan dari rakyat Papua. Tarian ini umumnya dibawakan oleh masyarakat pegunungan dan digelar ketika kepala suku memerintahkan untuk berperang, dikarenakan tarian ini mampu mengobarkan semangat dalam berperang.

Tarian perang Papua ini termasuk ke dalam tarian grup, atau bahkan dapat menjadi tarian kolosal. Karena tidak ada batasan dari jumlah penari. Seperti pada umumnya tarian di Papua, tarian perang ini juga diringi tifa dan alat musik lainnya, yang menjadi pembeda tarian ini dengan tarian papua lainnya adalah lantunan lagu-lagu perang pembangkit semangat. Dengan memakai busana tradisional, seperti rok yang terbuat dari akar, manik-manik penghias dada, dan daun-daun yang disisipkan pada bagian tubuh menjadi bukti kecintaan masyarakat Papua. Selengkapnya tentang Tari Perang dapat anda lihat pada artikel berjudul "Tari Perang, Tarian Tradisional Khas Papua Barat".

Kesenian Daerah Jawa Timur

Singo Ulung Bondowoso

Singo Ulung Bondowoso
Singo Ulung Bondowoso via http://gemabuana.wordpress.com
Tari tradisional ini diciptakan oleh seorang pemuda brewok dengan pakaian kusam bernama Kiai Singo Wulu yang dihormati karena kesaktiannya sekitar 400 tahun yang lalu. Kiai Singo adalah nama orang yang datang dari Ponorogo yang merupakan masih keturuan dari kerabat bupati Ponorogo Batoro Katong.
Dalam perjalanannya untuk dakwah islami, Kiai Singo Wulu berhenti di sebuah hutan yang masih lebat dan berteduh di sebuah pohon Belimbing untuk istirahat. Kedatangan Kiai Singo Wulu membuat murka Jasiman yang merupakan penguasa hutan tersebut karena telah lancang memasuki wilayahnya, hingga akhirnya terjadilah perkelahian yang sengit antara kiai singo wulu dan Jasiman yang keduanya menggunakan kayu rotan yang ada di hutan tersebut.
Jasiman sebagai penguasa hutan tidak mau mengalah, hingga pada saatnya Kiai Singo merubah wujudnya menjadi "Sardula Seta" atau harimau Putih. Jasiman tidak mampu melawan Kiai Singo yang kian memojokannya dan tidak dapat berkutik, pada akhirnya Jasiman mengalah dan meminta pertarungan di hentikan.

Kesenian Daerah Aceh

Tari Tarek Pukat 
Tari Tarek Pukat (http://budayaindonesiasatu.blogspot.com)
Tari ini merupakan tarian yang diangkat dari kehidupan nelayan pesisir aceh yaitu membuat jarring “pukat” dan menangkap ikan dengan jaring ditengah laut. Suasana menarik pukat dengan harapan mendapat ikan yang banyak dinyatakan dengan semangat kerja keras da riang gembira yang sekali-kali terdengar teriakan senang pawang laut.

Tari Guel
Tari Guel (http://uranggayo.wordpress.com)
Tari guel adalah salah satu khasanah budaya Gayo di Aceh. Guel berarti membunyikan. Khususnya di daerah dataran tinggi gayo, tarian ini memiliki kisah panjang dan unik. Para peneliti dan koreografer tari mengatakan tarian ini bukan hanya sekedar tari. Dia merupakan gabungan dari seni sastra, seni musik dan seni tari itu sendiri

Tari Laweut
Tari Laweut (http://atjeh-u.blogspot.com)
Laweut berasal dari kata Seulawet, sanjungan pada Nabi Muhammad S.A.W tari ini di persembahkan oleh delapan orang wanita yang disebut juga seudati iring. Tari ini di pergunakan untuk menyampaikan pesan-pesan dalam keagamaan pendidikan dan pembangunan