Menu Horizontal

Senin, 12 Maret 2018

Rumah Adat Papua

RUMAH HONAI


Rumah adat Papua tersebut bernama rumah Honai. Rumah Honai sendiri sebutan bagi rumah para pria Papua dewasa yang berbentuk seperti kerucut dan dibangun dari material yang murni 100% dari alam. Berdasarkan fungsinya sendiri, rumah Honai dapat dibedakan menjadi 3, yaitu rumah bagi Pria (yang disebut Honai), rumah bagi wanita (Ebei), dan rumah yang khusus digunakan untuk kandang hewan atau babi (Wamai). Ketiga jenis rumah Honai ini dari strukturnya terlihat sama persis, hanya saja untuk rumah yang dikhususkan bagi pria ukurannya biasanya lebih tinggi. 

Sumber: http://adat-tradisional.blogspot.com/2016/10/rumah-adat-papua-rumah-honai-gambar-dan.html
Disalin dari Blog Adat Tradisional.

Rumah Adat Jawa Timur

RUMAH JOGLO

Rumah adat Joglo adalah rumah adat dari daerah Jawa Timur. Di daerah Ponorogo banyak ditemukan rumah adat Joglo. Umumnya Rumah Joglo yang terdapat di daerah Ponorogo memiliki dua ruangan, yaitu: ruang depan dan ruang belakang.
   Ruang depan/pendopo biasanya difungsikan sebagai tempat menerima tamu, tempat mengadakan upacara adat  dan sebagai balai pertemuan. Sedangkan ruang belakang terdiri dari kamar dan dapur.
   Pada Rumah Joglo, ruangan utama atau ruangan induk dibagi menjadi 3, yaitu: sentong kiwo, sentong tengah dan sentong tengen.

   Dalam masyarakat Jawa, kamar tengah merupakan kamar sakral. Dalam kamar ini pemiliki rumah biasanya menyediakan tempat tidur atau katil yang dilengkapi dengan bantal guling, cermin dan sisir dari tanduk.
   Kamar tengah umumnya juga dilengkapi dengan lampu yang berfungsi sebagai pelita, serta ukiran yang memiliki makna sebagai pendidikan rohani.
Di sebelah kiri (barat) terdapat dempil yang berfungsi sebagai tempat tidur orang tua yang langsung dihubungkan dengan serambi belakang (pasepen) yang digunakan untuk membuat kerjinan tangan.
Sedangkan disebelah kanan (timur) terdapat dapur, pendaringan dan tempat yang difungsikan untuk menyimpan alat pertanian. 


Sumber : http://rumahadattradisionalindonesia.blogspot.co.id/2013/02/rumah-adat-jawa-timur-rumah-joglo.html

Rumah Adat NAD

RUMAH ADAT KRONG BADE


Rumah adat Krong Bade –atau juga biasa disebut Rumoh Aceh, adalah sebuah rumah dengan struktur panggung dengan tinggi tiang 2,5 sd 3 meter dari permukaan tanah. Keseluruhan rumah ini dibuat dari bahan kayu, kecuali atapnya yang terbuat dari bahan daun rumbia atau daun enau yang dianyam, serta lantainya yang dibuat dari bambu. Karena memiliki struktur panggung, pada rumah adat Aceh ini kita dapat menemukan ruang bawah. Ruang ini biasanya digunakan sebagai gudang tempat penyimpanan bahan pangan, serta sebagai tempat para wanita untuk melakukan aktivitas, misalnya aktivitas menenun kain khas Aceh. Untuk memasuki rumah, kita perlu meniti tangga di bagian depan rumah. Tangga tersebut biasanya memiliki jumlah anak tangga yang ganjil. Adapun setelah naik ke bagian atas, kita akan menemukan banyak sekali lukisan yang menempel di dinding-dinding rumah sebagai hiasan. Jumlah lukisan pada dinding luar rumah dapat menjadi simbol tingkat ekonomi pemiliknya. 

Sumber: http://adat-tradisional.blogspot.com/2016/10/rumah-adat-aceh-krong-bade-gambar-dan.html
Disalin dari Blog Adat Tradisional.

Rumah Adat Jawa Barat

RUMAH BADAK HEUAY


Imah Badak Heuay Badak Heuay berarti badak yang sedang menguap. Dilihat dari desain atapnya, model rumah Badak Heuay tampak seperti rumah Tagog Anjing. Hanya saja, di bagian suhunan, atap belakang melewati tepi pertemuan sehingga tampak seperti mulut badak yang sedang menguap. Desain atap rumah adat Jawa Barat ini hingga sekarang masih sering digunakan masyarakat Sukabumi sebagai desain rumah hunian mereka.

Sumber: http://adat-tradisional.blogspot.com/2016/11/rumah-adat-jawa-barat-sunda-gambar.html
Disalin dari Blog Adat Tradisional.

Rumah Adat Sumatera Barat

RUMAH GADANG

Minangkabau rumah adat yang disebut rumah gadang adalah karena ukuran rumah ini besar. Besar dalam bahasa Minangkabau gadarig. Jadi, rumah gadang berarti rumah besar. Bagian dalam rumah adalah ruang dari saringan besar, kecuali kamar tidur. Ruang adalah dari ruang utama yang terdiri dari meruncing dan ruang yang ditandai dengan tiang. Tiang rumah gadang berbanjar dari muka ke belakang atau dari kiri ke kanan. mast berbanjar dari depan ke belakang lonjong mbnandai, sedangkan kutub dari sekarang untuk menandai ruang. disebut-lentik adalah ruang dari depan ke belakang. Kamar yang berbaris dari kiri ke kanan disebut ruang.

Jumlah lonjong tergantung pada rumah besar. Biasanya jumlah lonjong dua, tiga, empat klan. Jumlah kamar biasanya terdiri dari angka ganjil antara tiga dan sebelas. Ukuran rumah gadang tergantung lanjarnya onamount.

 Sebagai sebuah rumah besar, maka di dalam rumah ada bagian gadang yang memiliki fungsi khusus. Bagian lain dari rumah adalah saringan besar di bawah lantai. Bagian ini disebut pit dari gadang rumah. Gadang di bawah rumah cukup tinggi dan lebar. kolam ini biasanya digunakan sebagai gudang peralatan pertanian atau digunakan sebagai menenun perempuan. Semua bagian dari lubang ini ditutup dengan ruyung langka berkisi-kisi.

Gadang dinding rumah yang terbuat dari kayu, kecuali bagian belakang bambu. Papan dinding dipasang secara vertikal. Pada setiap papan koneksi dibingkai. Semua papan dipenuhi dengan ukiran. Kadang-kadang tiang adalah di dalam sumur diukir. Dengan demikian, ukirang adalah dekorasi dominan dalam pembangunan rumah gadang Minangkabau. Ukiran di sini tidak berhubungan dengan kepercayaan yang suci, tetapi hanya karya berharga dari seni dekorasi.

sumber : http://www.rumah-adat.com/2017/02/rumah-adat-sumatera-barat.html

Pakaian Adat Papua

Rok Rumbai



Rok Rumbai Jika para pria mengenakan koteka, maka para wanita Papua akan mengenakan rok rumbai. Rok rumbai adalah pakaian adat Papua berupa rok yang terbuat dari susunan daun sagu kering yang digunakan untuk menutupi tubuh bagian bawah. Dalam beberapa kesempatan, selain dikenakan wanita, rok rumbai juga bisa dikenakan para pria. Rok rumbai umumnya akan dilengkapi dengan hiasan kepala dari bahan ijuk, bulu burung kasuari, atau anyaman daun sagu. Baik saat menggunakan koteka maupun rok rumbai, orang Papua pada umumnya tidak akan menggunakan baju atasan seperti orang-orang suku lain yang menggunakan pakaian adatnya. Orang papua hanya akan menyamarkan tubuh bagian atasnya menggunakan lukisan-lukisan atau tatto yang dibuat dari tinta alami. Motif tatonya sendiri sangat beragam. Namun umunya tidak jauh dari bentuk flora dan fauna khas Papua.

Sumber: http://adat-tradisional.blogspot.com/2016/08/pakaian-adat-papua-dan-penjelasannya.html
Disalin dari Blog Adat Tradisional.

Pakaian Adat Jawa Timur

Baju Mantenan


Baju Mantenan Sesuai dengan namanya, baju ini umumnya hanya dikenakan pada saat resepsi pernikahan adat Jawa Timuran oleh para mempelai. Baik untuk mempelai laki-laki maupun untuk mempelai wanita, baju mantenan ini memiliki corak warna yang sama, yaitu warna hitam sebagai dasar dan warna merah sebagai motif hiasannya. Penggunaan pakaian ini juga dilengkapi dengan penutup kepala dan rangkaian bunga melati yang dikalungkan di leher untuk mempelai pria dan digantungkan pada sanggul untuk mempelai wanitanya. Sabuk emas dan gelang tangan juga dipakai sebagai pelengkap bersama dengan terompah, selendang yang diselempangkan bahu, serta aksesoris tambahan lainnya. Secara sederhana, kenampakan baju mantenan dapat dilihat pada gambar paling kanan di bawah ini. 

Sumber: http://adat-tradisional.blogspot.com/2016/07/pakaian-adat-jawa-timur.html
Disalin dari Blog Adat Tradisional.

Pakaian Adat NAD

Baju Adat Aceh Linto Baro


Linto Baro Adalah nama pakaian adat Aceh yang dulunya sering dipakai oleh kaum pria untuk mengikuti upacara adat atau acara pemerintah pada masanya. Pakaian Aceh ini menurut ahli sejarah sudah ada sejak zaman kerajaan Samudra Pasar dan Perlak berdiri.
Baju Aceh linto baro ini memiliki beberapa bagiannya tersendiri, mulai dari baju meukasah, celana siluweu, sarung ijo krong, rencong, dan penutup kepala meukeutop.

Pakaian Adat Jawa Barat

PANGSI & KEBAYA

laki-laki Sunda pada masa silam selalu mengenakan pakaian yang sangat sederhana. Mereka mengenakan celana komprang atau pangsi yang dilengkapi dengan sabuk kulit atau kain. Sebagai atasan, baju kampret atau baju salontren yang dilengkapi sarung poleng yang diselempangkan menyilang di bahu tak pernah lepas dalam menjalani keseharian. Pakaian adat Sunda tersebut juga akan dilengkapi dengan penutup kepala bernama ikat logen model hanjuang nangtung atau barangbang semplak dan alas kaki berupa tarumpah atau terompah dari kayu. 

Untuk para wanita, pakaian adat Jawa Barat yang dikenakan juga terbilang sederhana. Perlengkapan seperti sinjang kebat (kain batik panjang), beubeur (ikat pinggang), kamisol (kutang atau BH), baju kebaya, dan selendang batik merupakan pilihan utama. Sebagai riasan pelengkap, gaya pakaian tersebut juga akan disertai dengan hiasan rambut yang digelung jucung (disanggul kecil ke atas), aksesoris berupa geulang akar bahar (gelang akar bahar), ali meneng (cincin polos), suweng pelenis (giwang bundar), dan alas kaki berupa sendal keteplek (sendal jepit). 

Sumber: http://adat-tradisional.blogspot.com/2016/07/pakaian-adat-jawa-barat-sunda-gambar.html
Disalin dari Blog Adat Tradisional.

Pakaian Adat Sumatera Barat

BAJU BATABUE

Baju Batabue Baju batabue atau baju bertabur adalah baju kurung (naju) yang dihiasi dengan taburan pernik benang emas. Pernik-pernik sulaman benang emas tersebut melambangkan tentang kekayaan alam daerah Sumatera Barat yang sangat berlimpah. Corak dari sulaman inipun sangat beragam. 



Baju batabue dapat kita temukan dalam 4 varian warna, yaitu warna merah, hitam, biru, dan lembayung. Pada bagian tepi lengan dan leher terdapat hiasan yang disebut minsie. Minsie adalah sulaman yang menyimbolkan bahwa seorang wanita Minang harus taat pada batas-batas huku adat.

Sumber: http://adat-tradisional.blogspot.com/2016/07/pakaian-adat-sumatera-barat-padang-minangkabau.html
Disalin dari Blog Adat Tradisional.

Minggu, 11 Maret 2018

Kesenian Daerah Papua

Tari Perang

Tari Perang, Tarian Tradisional Dari Papua Barat
Tari Perang

Tari Perang merupakan tarian tradisional yang berasal dari Papua Barat. Tarian ini melambangkan sebuah kepahlawanan dan kegagahan dari rakyat Papua. Tarian ini umumnya dibawakan oleh masyarakat pegunungan dan digelar ketika kepala suku memerintahkan untuk berperang, dikarenakan tarian ini mampu mengobarkan semangat dalam berperang.

Tarian perang Papua ini termasuk ke dalam tarian grup, atau bahkan dapat menjadi tarian kolosal. Karena tidak ada batasan dari jumlah penari. Seperti pada umumnya tarian di Papua, tarian perang ini juga diringi tifa dan alat musik lainnya, yang menjadi pembeda tarian ini dengan tarian papua lainnya adalah lantunan lagu-lagu perang pembangkit semangat. Dengan memakai busana tradisional, seperti rok yang terbuat dari akar, manik-manik penghias dada, dan daun-daun yang disisipkan pada bagian tubuh menjadi bukti kecintaan masyarakat Papua. Selengkapnya tentang Tari Perang dapat anda lihat pada artikel berjudul "Tari Perang, Tarian Tradisional Khas Papua Barat".

Kesenian Daerah Jawa Timur

Singo Ulung Bondowoso

Singo Ulung Bondowoso
Singo Ulung Bondowoso via http://gemabuana.wordpress.com
Tari tradisional ini diciptakan oleh seorang pemuda brewok dengan pakaian kusam bernama Kiai Singo Wulu yang dihormati karena kesaktiannya sekitar 400 tahun yang lalu. Kiai Singo adalah nama orang yang datang dari Ponorogo yang merupakan masih keturuan dari kerabat bupati Ponorogo Batoro Katong.
Dalam perjalanannya untuk dakwah islami, Kiai Singo Wulu berhenti di sebuah hutan yang masih lebat dan berteduh di sebuah pohon Belimbing untuk istirahat. Kedatangan Kiai Singo Wulu membuat murka Jasiman yang merupakan penguasa hutan tersebut karena telah lancang memasuki wilayahnya, hingga akhirnya terjadilah perkelahian yang sengit antara kiai singo wulu dan Jasiman yang keduanya menggunakan kayu rotan yang ada di hutan tersebut.
Jasiman sebagai penguasa hutan tidak mau mengalah, hingga pada saatnya Kiai Singo merubah wujudnya menjadi "Sardula Seta" atau harimau Putih. Jasiman tidak mampu melawan Kiai Singo yang kian memojokannya dan tidak dapat berkutik, pada akhirnya Jasiman mengalah dan meminta pertarungan di hentikan.

Kesenian Daerah Aceh

Tari Tarek Pukat 
Tari Tarek Pukat (http://budayaindonesiasatu.blogspot.com)
Tari ini merupakan tarian yang diangkat dari kehidupan nelayan pesisir aceh yaitu membuat jarring “pukat” dan menangkap ikan dengan jaring ditengah laut. Suasana menarik pukat dengan harapan mendapat ikan yang banyak dinyatakan dengan semangat kerja keras da riang gembira yang sekali-kali terdengar teriakan senang pawang laut.

Tari Guel
Tari Guel (http://uranggayo.wordpress.com)
Tari guel adalah salah satu khasanah budaya Gayo di Aceh. Guel berarti membunyikan. Khususnya di daerah dataran tinggi gayo, tarian ini memiliki kisah panjang dan unik. Para peneliti dan koreografer tari mengatakan tarian ini bukan hanya sekedar tari. Dia merupakan gabungan dari seni sastra, seni musik dan seni tari itu sendiri

Tari Laweut
Tari Laweut (http://atjeh-u.blogspot.com)
Laweut berasal dari kata Seulawet, sanjungan pada Nabi Muhammad S.A.W tari ini di persembahkan oleh delapan orang wanita yang disebut juga seudati iring. Tari ini di pergunakan untuk menyampaikan pesan-pesan dalam keagamaan pendidikan dan pembangunan